Sabtu, 20 Agustus 2011

MEMANG KAMILAH YANG SALAH



Nama qu Ella. Aku sekolah di SMP NEGERI 1 di kota ini, sekolah ku termasuk sekolah terfaforit. Semenjak mulai sekolah di sana, aku bertemu sama teman-teman baru, ada yang bernama Puput, Lia, Ririserta teman yang lainnya.
Hari ini terang dan damai, rasanya sangatlah bersemangat. Sebenarnya ak juga heran karena hari aku bersemangat padalah kalau udah ingat sekolah rasa bosan itu selalu ada.
“Pagi…..” teriak ku pada temanku 1 kelas. “ Pagi juga !!! hanya Riri lah yang menjawabnya, tapi tak apa lah yang penting aku masih bersemangat. Masuk pelajaran pertama, ksmi memulainya dengan pelajaran IPS, pelajaran yang menurutku selalu membuat aku bosan. Tapi karena selalu ingat cita-citaku rasa bosan itu pun hilang dan berubah menjadi semangat.
Di sekolah ini aku ditempatkan di kelas IX-3, di kelasa inilah aku bertemu sama teman-teman yang asik. Aku duduk di bangku ke 3 baris ke 6 depan pintu dekat dingding. Di depanku nmanya Obi, orangnya pintar matematika, disamping kananku namanya Puput, orangnya ribut dan suka ketawa. Kalau yang di belakangku namanya Riri, anaknya baik dan sukia bercanda.
Setiap hari aku, Puputdan Riri kami selalu bersam, trekadang sering mengejek-ejeki orang. Ketawa, dan terkadang suka ngejailin orang. Begitulah hari-hari yang ku jalani, asyik dan agak ngebosanin.
Bel berbunyi itu menandakan istirahat. “Put… ke kantin yuk” ajak aku pada Puput. Maka tanpa di sadari, Riri, Tata dan dia pun ikut dari belakang. Pertemanan kami sehari-hari cukup terbilang sangat;ah lucu dan aneh, terkadang sudah ketawa-tawa tapi terkadang juga bisa saling berantemdan sampai ngk bicaraan. Sama halnya pada waktu itu. Yang tepatnya pada hari rabu waktu tambahan sedang istirahat. Awalnya aku dan Puput ingin bercandadan membuata semacam lelucon. Pada Riri ayo Put tangkap tasnya ! teriakku, Lempar kesini biarku gantung, jawab Puput, tas itu milik Riri yang kami ambil dari kursinya, sewaktu itu. Riri dan temannya sedang pergi ke perpustakaan jadi dia tidak tau tentang tas itu. Tas Riri itu kami bawa kesamping kelas untuk di gantungkan.
Masih pada saat menunggu dan mencari-cari tempat yang tepat, tas itu kami permainka dan melempar-lemparnya. Tapi sebelumnya kami sudah memeriksa isinya terlebih dahulu, siapa tahu ada barang yang rusak, hari itu kami hanya memeriksa dibagian kancing atasnya tidak di kancing bawahnya. Karena situasi yang menyemangati, tas itu pun kami gantungkan.
Selang beberapa waktu kamipun memanggila Riri dan menunjukkan hal itu padanya. “Ri ayo ikut kami” ajak Puput sambil menarik tangannya. Kenapa Put? aku mau disini aja, tolak Riri pada kami. Tapi kami tetap mengajak memaksa dia untuk pergi sambil menutup kedua matanya. Setiba disana, tanpa kami sadari ternyata Riri sangat marah dan membentak kami, padahal selama ini dia adalah type orang yang tidak mudah marah hanya karena masalah itu. Tapi kali ini dia sangat lain. “Ambil itu Ella, Puput” bentak Riri “kalau kalian tidak mau mengambilnya, aku akan buang tas kalian berdua”.
Mendengar perkataannya aku da Puput hanyalah terdiam dan merunduk dengan rasa yang bersalah, sembari mengambil ta Riri itu yang tadinya kami berfikir bahwa Riri akan tertawa, kini jadi berbalik, seketika itu keadaan membaik dan seperti biasa kembali.
Setelah masuk kedalam kelas, Riri pun memeriksanyaa Riri pun memeriksa kembali tasnya dan melihat ntah ada barang yang rusak, ternyata memang lah ada da itu adalah barang pemberian Sari padanya sewaktu dia berulang tahun, barang itu adalah jam.
“Lihatla ini, karena ulah kalian ber dua, jam milikku pecah dan ngk jalan lagi ! puas kalian berdua” teriak Riri dengan perasaan yang benar sudah salah, kami hanya mengucapkan 1 kata padanya. “Maafkan kami Ri, kami pasti akan memperbaikinya” kita harus memperbaiki jam itu Put, bisk ku pada Puput.
“Ya, tapi kapan ” jawannya “ntahlah, nanati kita pikirkan lagi ” jawabku, kini jam itu ada di kotak jam Puput. Untuk sambil menunggu kapan jam itu akan diperbaiki, depulang dari sekolah. Masalah seketika itu sudah terlupakan dengan begitu juga dengan hari-hari berikutnya. Kami bertiga masih sering bercanda dan bermain bersama-sama.
Siang itu saat sedang belajar, semuanya teringat lagi, sewaktu Puput mengeluarkan jam itu dari kotak pensilnya. Tiba-tiba Riri melihat dan membentak Puput sambil berkata.
“Masukkan jam itu Put, jangan keluarakan” teriaknya aku dan Puput hanya tertawa dan memasukkannya kedalam kotak pensilnya. Dan Riri pun membalasnya dengan senyuman.
“Put lihatlah aku jam si Riri itu” pinta Tika Pada Puput, Maka dengan spontan Puput pun memberikannya pada Tika. Riri melihat kejadiaan itu dan dia pun marah lagi dengan perkataan yang sama. Puput hanya tersenyum dan memasukkannya lagi, agar Riri tidak terlalu marah dan itu kedua kalinya. Terakhir pada saat ketiga kalinya, pada saat Andy meminta jan itu dan mengambilnya dari kotak pensil Puput. Riripun marah dan membentak dengan kata-kata yang sama. Karena denagan rasa kesal dan emosi. Aku pun berbalik dan menjawab kata-kata Riri itu “uadalah RI…….., kenapa sich kamu, kami ganti pun jammu itumungkin ngk sekarang tapi itu pasti,masak Cuma gara-gara jamnya dikeluarkan, kamu jadi marah dan memarahi puput trus” bentakku.
“ Diam kau Ella, ngk samu mu aku ngomong, jadi nggak usah ikut campur kau” jawabnya. Keadaan menjadi ricuh dan pertengkaran ada di sana disini hanya karana masalah sebuah jam. Smenjak kejadian itu aku dan Puput tidak [ernah lagi bicara pada Riri, sepatah kata pun tidak. Saat kami ingin memperbaiki jam itu tapi jam itu sudah ada di tangan Riri. Ingin memintanya, kami takut dia akan semakin marah, jadi untuk sementara waktu kami hanya diam dulu.
Jujur dalam hati, memang kamilah yang jelas-jelas bersalah dan kami pun menydari hal itu, tapi menurut kami tidaklah begitu cara dia untuk menyesuaikan. “kamilah yang salah Ri. Maafkan kami,kami sangat rindu dengan kejadiaan-kejadian lucu yang sering kami lakukan” Bisikku dalam hati. Setelah beberapa hari setelah itu dengan hati yang di beranikan kamipun minta jam agar diperbaiki. Masalah itu berakhir dan kami pun mulai bersama lagi meskipun tidak seakrab dulu lagi. Yang mungkin bisa terjadi karena sudah ada 3 minggu tak bicaraan.
Sejak hari itu semuanya berubah dan hari bertambah hari menjadi membaik. Itulah kejadian yang tak terlupakan yang menjadi suatu pengalaman di dalam sebuah pertemanan bahwa pertemanan itu selamanya tidaklah mulus tapi ada juga yang menjadi senanjungnya.

“KETIKA HP KU HILANG'



Pada hari sebelum menerima rapor, aku dan teman-temanku janjian akan membawa Hp kesekolah. Keesokan harinya aku pun membawanya, dan menaruhnya diatas. Tak lama lagi bel masuk akan berbunyi, kami bergegas untuk baris dilapangan. Sungguh aku tak ingat kalau aku menaruh Hp diatas ku. Setelah itu, saat aku baris dilapangan aku gelisah memikirkannya, apakah feelingku ini benar ? yang mengtakan hpku akan hilang ??. aku sejenak berfikir, “ yak mungkin Hpku hilang. Pada saat pengumuman murid yang berprestasi, murid-murid yang lainnya banyak duduk dibangku depan kelasku, kebetulan kelasku berada pada bagian belakang, jadi siapapun yang masuk ke kelasku tidak akan kelihatan.
Beberapa jam kumudian setelah bubar dari barisan, aku segera melihat tasku, ternyata tasku telah terbuka dan kulihat, Hpku tidak ada lagi, aku pun mencari-carinnya dilaci meja yang ada di kelasku, man tahu ada teman yang usil, hasilnya nihil, aku bertanya kepada teman dan abang kelasku, apakah mereka meliahat orang yang mencuri Hpku, mereka bilang tidak, kemudian aku memberi tahu masalah ini kepada wali kelasku yaitu itu “AISYAH NST” itu Aisyah bilang “tapi nak bawa Hp itu tidak di izinkan di sekolah kita, “itu salahmu karena itu sudah di larang. Air mataku pun jatuh sedikit demi sedikit membasahi pipiku ini. Aku khawatir sesampainya di rumah akan di marahi orang tuaku. Ketika aku sampai di rumah aku menangis sambil menceritakan hal ini kepada kakakku, klarena di rumah ada kakakku ibu ku masih di sekolah dan ayah juga. Kakakku bertanya “ kok bisa hilang dek?? Da aku pun menjawab “ ku taruh di tasku, trus pergi baris kelapangan. Ya sudalah, ngomonglah kamu nanti sama mama dan papa “ iya kak ”.
Kemudian ibuku pulang dan aku menceritan hal yang sama, ternyaya aku tidak di marahi dan begitu pula dengan ayahku.
Ayahku bilang” mau di apain lagi kalau begitu, berarti ngak rezeki mu itu Hp, relakan sajalah nanti di ganti kalau ada rezeki “ jawabku” insyaallah pak “. Lalu aku dinasehati agar hati-hati membawa sesuatu, dan tidak menarohnya sembarangan bemda berhargaku dan ini adalah pengalaman pertamaku kemalingan dan sekalian pelajaran bagiku.

SELESAI

PERJALANAN KE GUNUNG BOTAK

Pada saat itu aku duduk di kelas VI SD. Dan inilah saat yang tepat umtuk bermain bersama teman-teman, karna kan sebentar lagi SMP, trus kemungkinan jadi pisah deh! Milih SMP masing-masing. Oh ya, namaku Nurlita, tapi aku biasa dipanggil Lita.
Setelah aku, Riama, Dina, Dewi, Yosi, Marwan, Pirman dan teman-teman yang lainnya lama berbincang-bincang dikelas, akhirnya Wawan dan Pirman menemukan ide “oh iya, gimana kalau kita main ke gunung botak aja?” ucap mereka dengan serempak sambil menatap ke arah kami. “hah??! gunung botak? Itu kan susah, gimana kalau kita jatuh? Gimana kalau ada ular? Gimana?”
“Ah!! Udah.. udah.. ide Pirman dan Marwan bagus tuh. Kita kegunung botak aja, kan gak ada lagi tempat yang seru buat main-main.” Kataku memotong protesan Dina.
“iya sih, tapi kan…”
“Udahlah, gak usah tapi-tapian klo memang kamu gak bisa ikut atau gak dibolehin ayah/ibumu lebih baik kamu gak usah ikut, nanti jadi bikin masalah lagi !”
Usar Riama pada Dina yang lagi cemberut.
“Iya, betul tuh kata Riama lagian Cuma kamu kan yang kurang setuju, semua senang tuh klo kita pergi ke gunung .
Botak , hahhh… sekarang kapan kita berangkatnya?
Tanya Marwan menyambung pembicaraannya.
“hmm… gimana klo pulang sekolah nanti?” usul Riama
“bentar… bentar… bentar… kayaknya aku gak bisa klo berangkatnya pulang sekolah nanti, soalnya aku mau pergi ke rumah famili sama keluarga,” ujar Yosiberpendapat sama dengan aku
“Jadi kapan dong?” tanya Marwan lagi
“ya sudah deh, gak usah di permasalahkan lagi, besokkan hari minggu, gimana kalo ke gunungnya besok aja? “Semua bisa kan?” usul Dewi lagi dengan sedikit memaksa.
“ Setuju…” jawab kami dengan serentak.
Keesokan harinya, tampaklah semua teman-temanku dengan bekal masing-masing. Melihat itu aku semakin bersemangat ke gunung Botak walau aku tidak tahu nantinya bagaimana.
Kami pun dengan semangat melangkahkan kaki menuju gunung Botak, yaitu bukit terdekat dari sekolah kami. Kami menyebut bukit itu gunung Botak karena pada puncak bukit ada sedikit wilayah yang tidak ada pohonnya dan hanya di tumbuhi oleh rumput.
Karena kami berangkat pada siang hari dengan sinar matahari yang lumyan terik sehingga perjalanan belum seberapa jauh kami sudah kehausan dan kami hanya membawa sedikit air minum itupun untuk minuman nanti kalo sudah sampai di puncaknya.
“Wiihhh… yang hausan dah “ keluh Dina sambil memegang tenggorokannya.
“Tahan aja lah dulu dabo, semua jugakan haus?” cetus Yosi bersikap sedikit dewasa.
“Iya benar, tahan aja, bentar lagi kan juga nyampe.” Kataku
Sedang beberapa waktu akhirnya kami tiba disebuah tanjakan, dengan ekstra hati-hati satu-persatu kami mendaki tanjakan itu.
“Ohh…akhirnya nyampe juga…” kataku seraya ngambil air minum dari dalam tas.
“minum…minum yuk” kataku lagi sedikit berteriak kearah mereka.
“oh, iya ya sampai lupa mau minum.” Jawab Yosi yang sedang berdiri memandang ke bawah.
“Masa mau minum aja lupa?” kataku lagi.
“Benar… liat pemandangan disini karna indahnya sampe lupa minum deh padahal udah haus dari tadi” ujarnya seraya meneguk minumannya.
“Olo ma …” sambung Firman yang menguping pembicaraan kami.
Seelah beberapa waktu rasa lelah pun hilang, kami menghabiskan waktu dengan tidur-tiduran ada yang nyanyi-nyanyi bareng, dan ada juga yang manjat-manjat pohon disekitar itu dan main-main yang lain.
Sekitar satu jam kemudian kami memutuskan untuk pulang kerumah, karena takut nanti kena marah lagi sama ayah/ibu karna kelamaan pulang.
“Pulang yuk… udah sore ni” ajak ku kepada mereka.
“iya ya kita pulang aja sekarang, lagian ini udah jam 15:30, tadi ibu juga bilang kalo pulangnya jngan kelamaan.” Sambung Dina menyetujuinya.
Karna semua sudah setuju kami pun pulang, di perjalanan mau pulang kami melewati tanjakan tadi yang sekarang menjadi turunan ternyata pada saat mau turun kami kurang haati-hati yah akhirnya pada saat giliran Dina mau turun …..” aww tolooooong…” teriak Dina yang terjatuh dan berguling-guling ke bawah.
“Hahaha…” bukannya menolong, kami malah menertawainya.
Eh …pada saat giliran ku turun ternyata.
“Aawwh…” teriak ku yang juga terjatuh sama seperti Dina.
“Hahaha…matteon!!” kata Dina padaku karna aku tadi menertawainya. Walau teman yang lainnya turun dengan selamat, tapi kakinya tuh kayak pulang dari sawah semua.
Setibanya di rumah, ayah terutama ibu memarahiku. Karna bajuku yang sangat kotor akibat terjatuh tadi, yah aku hanya bisa diam aja mendengar ortu ku yang lagi ceramah.
Hari itu pun berlalu,tapi pengalaman itu masih terngiang di kepalaku.
Setiba pagi itu aku tiba di kelas, tampak Dina, Riama, Firman, dan teman-teman lainnya menceritakan apa yang terjadi setelah tiba di rumah.
“Gimana semalam kamu dimarahi gak?” tanyanya kepada Wawan.
“Gak sih” jawab Wawan.
“ Aku sih dimarahi, tapi udah biasa kok gitu, hehe” sambungku pada mereka.
Mungkin kejadian ini akan menjadi sebuh pengalaman yang kami pernah lakuin bersama di masa Sd dan tidak akan terlupakan.
Terima kasih


Keterangan :
- oloma = iyalah

ISTILAH-ISTILAH BAHASA BATAK



Manjujur Perkawinan yang dilaksanakan dengan lebih dahulu meminang calon pengantin perempuan dan mensyahkan mas kawin menurut prosedur adat kepada pihak orang tuanya.
Marriages performed by first proposed to the bride and authorizes a dowry according to customary procedures to the parents.
Kahanggi Abang atau adik laki-laki dari ayah bersama isterinya.
Older brother or younger brother of the father together with his wife.
Anak boru Kakak atau adik perempuan dari ayah bersama suaminya.
Older sister or younger sister of the father together with her husband.
Mora Abang atau adik laki-laki dari ibu bersama isterinya.
Older brother or younger brother of the mother together with his wife.
Mambuat boru Kegiatan yang dilakukan oleh seorang laki-laki atau seorang pemuda untuk mengawini seorang perempuan atau seorang anak gadis.
Activities undertaken by a man or a young man to marry a woman or a girl.
Marbagas Perempuan atau anak gadis yang menjalani perkawinan dengan seorang laki-laki.
Women or girls who undergo mating with a male.
Mangalap boru Pengantin laki-laki diwajibkan oleh adat untuk menjemput pengantin perempuan dari rumah orang tuanya dengan suatu upacara.

The bridegroom is obliged by custom to fetch the bride from her parents' house with a ceremony.
Pabuat boru Pengantin perempuan diberangkatkan dengan suatu upacara adat dari rumah orang tuanya menuju rumah orang tua pengantin laki-laki.
The bride departed with a traditional ceremony of his parents' house to house parents of the bridegroom.

Bayo pangoli Pengantin laki-laki

Groom

Na nioli Pengantin perempuan

Bride





mendaftarkan blog di google

Berikut ini langkah-langkah mempromosikan blog ke search engine google :

1. Klik http://google.com/addurl
2. Pada form url masukan alamat blog Anda, comment isikan deskripsi blog dan masukkan code pengaman sesuai gambar.

Jika langkah Anda di atas benar kira-kira 2 minggu blog Anda akan terdaftar di search engine google. Untuk memastikan blog Anda sudah terdaftar pada form search google ketikan site:bloganda.com

sipirok



Masyarakat Sipirok mengenal adanya beberapa jenis perkawinan yang berlaku menurut adat. Masing-masing jenis perkawinan dilaksanakan melalui proses yang berlain-lainan satu sama lain. Penamaan setiap jenis perkawinan didasarkan pada proses pelaksanaan masing-masing perkawinan.
Perkawinan yang dilaksanakan dengan lebih dahulu meminang calon pengantin perempuan dan mensyahkan mas kawin menurut prosedur adat kepada pihak orang tuanya, oleh masyarakat Sipirok disebut perkawinan manjujur.
Kegiatan yang dilakukan oleh seorang laki-laki atau seorang pemuda untuk mengawini seorang perempuan atau seorang anak gadis disebut mambuat boru (mengambil isteri). Sedangkan perempuan atau anak gadis yang menjalani perkawinan dengan seorang laki-laki disebut marbagas (berumah tangga).
Dalam perkawinan manjujur, pengantin laki-laki diwajibkan oleh adat untuk menjemput pengantin perempuan dari rumah orang tuanya dengan suatu upacara. Kegiatan menjemput pengantin perempuan disebut mangalap boru. Dalam hubungan ini, pengantin perempuan diberangkatkan dengan suatu upacara adat dari rumah orang tuanya menuju rumah orang tua pengantin laki-laki. Kegiatan ini disebut pabuat boru.
Dalam pelaksanaan perkawinan, pengantin laki-laki dinamakan bayo pangoli, dan pengantin perempuan dinamakan na nioli atau namora pule. Ada pendapat yang menduga bahwa penamaan bayo pangoli bagi laki-laki berasal dari istilah “bayo pamboli” (laki-laki pembeli) dan penamaan boru na nioli bagi pengantin perempuan berasal dari istilah “boru na niboli” (perempuan yang dibeli). Pendapat yang demikian ini didasarkan pada kenyataan bahwa, disamping disebut dengan berbagai nama, mas kawin (jujuran) yang diserahkan oleh pihak laki-laki kepada perempuan dalam melaksanakan perkawinan dinamakan pula boli (pembeli).
Dalam hal ini, pengertian atau konsep yang sebenarnya terkandung dalam istilah boli yang digunakan untuk menamakan mas kawin bukan “pembeli” atau “alat pembeli”, tetapi “penukar” atau “alat tukar”. Pengertian yang demikian ini kelihatannya relevan dengan kenyataan bahwa mas kawin disebut juga tuhor. Dalam hal ini, istilah tuhor sama artinya dengan tukar dalam bahasa Indonesia (Melayu). Mungkin sekali kata tukar berasal adri kata “tuhor” atau sebaliknya. Tetapi di Tapanuli Selatan, kata tuhor sering kali diartikan orang dengan “harga” dan istilah boli diartikan orang “beli” atau “pembeli”. Oleh karena itu, timbul anggapan yang salah bahwa dalam perkawinan, pihak laki-laki “membeli” calon istrinya dengan menyerahkan boli (mas kawin) kepada pihak orang tua calon isterinya itu. Padahal sebenarnya yang terjadi dengan penyerahan boli itu bukan transaksi jual beli, tetapi pertukaran. Dengan kata lain, seorang laki-laki bisa mendapatkan seorang perempuan untuk dijadikan isteri, apabila perempuan yang bersangkutan ditukarnya (bukan dibelinya) dengan boli atau tuhor (sejumlah mas kawin) yang diterima oleh orang tua pihak perempuan yang bersangkutan sebagai tuhor atau penukar anaknya itu. Dengan demikian, jelaslah bahwa dalam perkawinan, laki-laki bukanlah membeli isteri, tetapi isteri diperoleh dengan menyerahkan mas kawin kepada pihak orang tuanya sebagai penukar (bukan sebagai pembayar).
Sejalan dengan pengertian yang demikian ini, maka istilah bayo pangoli yang digunakan untuk menyebut pengantin laki-laki bukan berarti laki-laki pembeli, tetapi berarti laki-laki penukar atau laki-laki yang menukar (dengan mas kawin atau boli). Dan istilah boru na nioli yang digunakan untuk menyebut pengantin perempuan bukan berarti “perempuan yang dibeli”, tetapi “perempuan yang ditukar” (dengan mas kawin atau boli).
Perkawinan manjujur bisa berawal dari dijodohkannya seorang pemuda dengan seorang gadis oleh orang tua mereka, terutama karena keduanya merupakan saudara sepupu yang dapat dikawinkan menurut kaidah adat. Penjodohan itu menurut tradisi lama bisa dilakukan ketika keduanya masih bayi atau anak-anak. Kadang-kadang ketika keduanya sudah cukup besar, mereka diikat pula dengan pertunangan resmi yang dikukuhkan dengan sumpah yang disebut marbulan. Sebagai tanda ikatan pertunangan, pihak laki-laki menyerahkan suatu benda kepada pihak perempuan. Benda itu bisa berupa kain atau perhiasan. Dan penyerahan tanda pertunangan itu boleh juga dilakukan secara timbal balik oleh kedua belah pihak. Tradisi memperjodohkan dan mempertunangkan anak itu banyak dilakukan orang pada masa dahulu. Dan kini tradisi itu sudah hampir hilang.
Perkawinan manjujur bisa juga bermula prosesnya dengan pencarian jodoh calon isteri. Pencarian jodoh calon isteri bagi pemuda dapat dilakukan sendiri oleh pemuda yang bersangkutan atau dengan bantuan ibu, nenek atau namboru-nya. Calon isteri boleh dicari di kampung sendiri atau kampung orang lain.
Pencarian jodoh atau calon isteri pada masa dahulu dapat dilakukan oleh seorang pemuda melalui kegiatan martandang atau marbondong (pacaran) ataupun dengan cara lain. Dan apabila si pemuda telah menemukan calon isteri yang diinginkannya atau ia telah sepakat dengan seorang gadis untuk melakukan perkawinan, maka ia akan minta tolong kepada namboru atau neneknya untuk memberitahukan kepada orang tuanya bahwa ia bermaksud hendak berumah tangga.
Jika maksud si pemuda disetujui orang tuanya, maka selanjutnya pihak orang tua si pemuda, dengan bantuan kerabat dekatnya akan menyelidiki berbagai hal mengenai keadaan gadis yang dicalonkan si pemuda untuk jadi isterinya. Kegiatan menyelidiki ini disebut mangaririt boru (meneliti keadaan calon isteri). Selain itu, orang tua si pemuda juga menyelidiki keadaan orang tua kaum kerabat gadis yang bersangkutan. Dan kalau hasil penyelidikan itu menunjukkan keadaan baik menurut penilaian orang tua si pemuda, maka sebelum melakukan peminangan, orang tua si pemuda baik secara langsung atau dengan perantara anak boru mereka, lebih dahulu melakukan pembicaraan dengan pihak orang tua si gadis. Pada kesempatan itu, pihak orang tua si pemuda menyampaikan keinginan anak mereka untuk mempersunting anak gadis yang dimaksud. Setelah mengetahui hal itu, biasanya pihak orang tua si gadis meminta tenggang waktu buat berunding dengan anak gadis dan para kerabat dekat mereka sebelum upacara peminangan dilakukan.
Selama berlangsungnya tenggang waktu yang telah disepakati, pihak orang tua si gadis bedunding dengan para kerabatnya mengenai maksud dari pihak orang tua si pemuda untuk meminang anak mereka. Disamping itu, pihak orang tua si gadis juga menyelidiki berbagai keadaan dari si pemuda dan keadaan orang tua si pemuda serta kaum kerabatnya. Di pihak lain, orang tua si pemuda merundingkan dengan para kerabatnya hal-hal yang berkaitan dengan upacara peminangan yang akan dilakukan pada waktu yang telah disepakati dengan pihak orang tua si gadis.
Setelah tenggang waktu berakhir, yang berarti waktu untuk upacara peminangan telah tiba, maka utusan dari pihak orang tua si pemuda datang ke rumah orang tua si gadis untuk melaksanakan upacara peminangan. Kedatangan utusan itu diterima oleh orang tua si gadis bersama-sama dengan sejumlah kerabat dekat yang tergolong sebagai kahanggi, mora dan anak boru mereka. Dan menurut tradisi, utusan orang tua si pemuda yang bertugas melakukan upacara peminangan terdiri dari :
1. Abang atau adik laki-laki (kahanggi) dari ayah si pemuda bersama isterinya.
2. Kakak atau adik perempuan dari ayah si pemuda bersama suaminya (anak boru).
3. Abang atau adik laki-laki dari ibu si pemuda bersama isterinya (mora).
Dalam melakukan peminangan, mereka diwajibkan manungkus (membawa oleh-oleh berupa makanan yang dibungkus dengan daun pisang) dan membawa sirih adat untuk dipersembahkan kepada pihak keluarga si gadis yang menerima kedatangan mereka untuk meminang.
Apabila semua orang yang diperlukan untuk melaksanakan upacara peminangan telah hadir dan duduk berhadapan di tempat upacara (rumah orang tua si gadis), maka upacara peminangan dimulai dengan mempersilahkan tokoh anak boru diberi rombongan utusan orang tua si pemuda untuk manyurduhon (mempersembahkan) sirih adat kepada masing-masing kerabat orang tua si gadis yang hadir dalam kesempatan itu. Setelah sirih adat iru mereka terima, maka tokoh anak boru tadi memulai pembicaraan untuk menyampaikan maksud kedatangan mereka. Selanjutnya pembicaraan peminangan disampaikan oleh utusan orang tua si pemuda secara bergiliran. Dan kata-kata mereka dibalas pula secara bergiliran oleh para kerabat orang tua si gadis yang ikut serta dalam upacara tersebut.
Apabila pihak orang tua si gadis menerima pinangan yang disampaikan oleh utusan orang tua si pemuda, maka pada kesempatan itu ditentukan kapan waktunya akan diselenggarakan upacara manghobar boru atau mangampar ruji, yaitu menyerahkan mas kawin. Jika pinangan tidak dapat diterima oleh pihak orang tua si gadis, maka dalam kesempatan itu mereka menyampaikan penolakan dengan cara halus sambil mengemukakan berbagai alasan yang dapat diterima oleh utusan orang tua si pemuda tanpa merasa sakit hati.
Sumber : Buku “Sipirok Na Soli, Bianglala Kebudayaan Masyarakat Sipirok.”

SIALA SAMPAGUL NILAI-NILAI LUHUR BUDAYA MASYARAKAT KOTA PADANGSIDIMPUAN

Songon siala na sampagul, rap tu ginjang rap tu toru. Muda malamun saulak lalu, muda magulang rap margulu. Sahata saoloan, na sapangambe sapanaili. Satahi dohot dongan, maroban sonang pangarohai. Muda sabara asa sabustak, asa salumpat saindege boti sapangambe sapanili. Hasonangan na so unjung mantak, bo baritana sai tarbege. Muda manyuruk rap unduk, muda mangambur rap gas. Lambok bulung ni eme, na lambok marluyun-luyun. Lambok lidung binege, i ma dalan marhalalungun. Tando batu ni pangkat, lomlom gorsing songon simbora. Tandona hita na sapokat, bulung botik mardai mera. Holong do mangalap holong. Antusanna, muda holong rohaniba di dongan, tauken holong ma roha ni dongan di iba. Hara ni i inda tola iba mantak patidahon holong ni roha i tu dongan, anso di hatihana muse manjagit iba hadengganan sian dongan. Muda pahae simanggurak, pahulu sitimpulon, antusanna muda nibaen na denggan tu dongan, laing na denggan ma jagiton balosna. Mata guru roha sisean. Umpama on nidok ma i tu halak anso sai ra ia maniru na denggan di pangalaho na niidana sian dongan. Muda jongjong di na tigor batu mamak di andora. Pantun hangoluan, teas hamatean. Patar songon indahan di balanga. Rukrek parau mambaen tu rapotna. Sada do martoktok hite, sude markitehonsa. Sada huat tu jolo, dua huat tu pudi. Sadao-dao ni obok-obok ujungna laing madabu tu tano. Talu do gogo dibaen bisuk. Tubu dingin-dingin, di toru ni andomang. Horas tondi madingin, sian menek lopus magodang.

pengertian artikel ilmiah populer




Pengertian Artikel Ilmiah Populer
Artikel mmerupakan karya tulis lengkap, misalnya laporan berita, surat kabar, dan sebagainya (KBBI 2002: 66), atau bisa juga sebuah karangan/prosa yang di muat dalam media massa, yang membahas isu tertentu, persoalan, atau kasus yang berkembang dalam masyarakat secara lugas (Tartono 2005:84).
Ada beberapa pengertian lain dari artikel:
Artikel merupakan karya tulis atau karangan, karangan non fiksi, karangan tak tentu panjangnya, karangan yang bertujuan untuk meyakinkan, mendidik, atau menghibur, sarana penyampaiannya adalah surat kabar, majalah, dsb, wujud karangan berupa berita atau “kharkas” (Pranata 2002: 120)
Jenis-jenis berdasarkan dari siapa yang menulis dan fungsi atau kepentingannya (Tartono 2005: 85-86). Berdasarkan penulisnya, ada artikel redaksi dan artikel umum. Artikel redaksi ialah tulisan yang di garap oleh redaksi dibawah tema tertentu yang menjadi isi penerbit. Sedangkan artikel umum merupakan tulisan yang ditulis oleh umum. Sedangkan dari fungsinya atau kepentingannya, ada artikel khusus dan artikel sponsor. Artikel khusus adalah nama lain dari artikel redaksi. Sedangka artikel sponsor ialah artikel yang membahas atau memperkenalkan sesuatu.
Pada dasarnya, ada beberapa jenis model penulisan artikel. Model-model tersebut bisa di kelompokkan kepada tingkat kerumitannya. Model yang paling mudah ialah model penulisan populer. Tulisan populer biasanya tulisan ringan yang tidak “njelimet” atau rumit dan bersifat hiburan. Selain itu, bahasa yang digunakan juga cenderung bebas (perhatikan, misalnya bahasa yang digunakan di majalah). Model yang paling sulit ialah penulisan ilmiah. Model ini mensyaratkan objektivitas dan kedalaman pembahasan, dukungan informasi yang relevan, dan biasa yang di harapkan menjelaskan “ mengapa” atau “bagaimana” suatu perkara itu terjadi, tanpa pandang bulu dan eksak (Soesono 1982 :2). Dari aspek bahasa, tentu saja tulisan ilmiah mensayaratkan bahasa yang baku, ada satu model penulisan yang berada di tengah-tengahnya. Model tersebut di kenal dengan penulisan ilmiah populer dan merupakan perpaduan penulisan populer dan ilmiah. Istilah ini mengacu pada tulisan yang bersifat ilmiah, namun di sajikan dengan cara penuturan yang mudah dimengerti (Soesono 1982:6 Creste 2005 : 171). Meskipun bersifat ilmiah (karena memakai metode ilmiah), bukan berarti tulisan yang di hasilkan di tujukan kalangan akode misi. Sebaliknya, artikel ilmiah populer di tujukan kepada para pembaca umum, dan kita perlu membedakan antara kosakata ilmiah dan populer. Kata-kata populer merupakan kata-kata yang akan di pakai dalam komunikasi sahari-hari, sedangkan kata-kata yang biasa di pakai oleh kaum pelajar terutama dalam penulisan ilmiah, pertemuan-peretmuan resm, diskusi-diskusi khusus disebut kata-kata ilmiah (Kepaf 2004 : 105-106).
Langkah-langkah dalam menulis artikel:
• Menguji gagasan
Prinsip paling dasar dari melakukan kegiatan menulis adalah menentukan atau memasatikan topik atau gagasan apa yang hendak di bahas. Jika, sudah di tentukan gagasannya, kita bisa melakukan sejumlah pengujian.
(georgina dalam Pranata 2002:124;band nadeak 1989:44)
• Pola penggarapan artikel
Ketika hendak menulis artikel, kita tidak hanya diperhadapkan pada satu kemungkinan. Soesono (1982:16-17) memaparkan setidaknya lima pola yang bisa di gunakan untuk menyajikan artikel tersebut. Pola pemecahannya antara lain:
• Pola pemecahan topik :
Pola ini untuk memcah topik yang masih berada dalam lngkup pembicaraan yang menjadi subtopik / bagian yang lebih sempit ligkupnya kemudian di analisa.Pola dan pemecahannya : pola ini lebih da hulu mengemukakan masalah yang masih berada dalam lingkup pokok bahasan yang diberi dengan jelas. Kemudian menganalisa pemecahan masalah yang di kemukakan.
• Pola kronologi : pola ini menggambarkan topik yang menurut urut-urut dan peristiwa yang terjadi.
• Pole pendapat : pola ini bisa di pakai jika penulis yang bersangkutan hendak mengemukakan pendapatnya sendiri tentang topik yang di kerjakan.
• Pola perbandingan : pola ini membandingkan dua aspek atau lebih dari suatu topik dan menunjukkan persamaan dan perbedaannya. Pola pembandingan paling sering di gunkan untuk menyusun tulisan.
Menulis bagian pendahuluan
Untuk bagian pendahuluan, ada tujuh macam bentuk pendahuluan yang bisa digunakan (Soesono 1982 : 42). Dengan dari tujuh bentuk pendahuluan dapat menjadi alternatif untuk mengawali penulisan artikel.
• Ringkasan
Pendahuluan yang berbentuk ringkasan mengemukakan isi tulisan secara garis besar
• Pernyataan yang menonojol
Pertanyaan yang berisi tentang ketertarikan atau kekaguman agar bertujuan untuk membuat pembaca merasa tertarik
• Pelukisan
Pendahuluan yang melukiskan suatu fakta, kejadian, atau hal untuk membuat pembaca ingin tahu / ikut membayangkan bersama penilisan apa-apa yang hendak disajikan dalam artikel.
• Anekdot
Pembukaan jenis ini menawan karena memberi selingan kepada non fiksi seolah-olah menjadi fiksi
• Pertanyaan
Pendahuluan ini memberikan rangsangan keingintahuan sehingga dianggap pendahuluan yang bagus / baik.
• Kutipan orang lain
Pendahuluan berupa kutipan seseorang dapat langsung menyentuh rasa si pembaca, sekaligus membawanya ke pokok bahasan yang akan dikemukakan dalam artikel itu
• Amanat langsung
Pendahuluan berbentuk amanat langsung kepada pembaca agar akan terasa lebih akrab karena seolah-olah tertuju kepada perorang-orangan.
Menulis bagian pembahasan atau tubuh utama
Untuk ini di sarankan bagiannya di pecah menjadi beberapa bagian masing-masing di batasi dengan subjudul-subjudul. Selain memberi kesempatan agar pembaca beristirahat sejeak. Subjudul itu juga bertugas sebagai penyegar, pemberi semangat baca yang baru (Soesono 1982: 46). Oleh karena itu, ada baiknya subjudul tidak di tulis secara kaku.
Menutup artikel
Dalam sebuah artikel bagian yang menentukan adalah penutup. Bagian ini biasanya memuat simpulan dari isi tulisan secara keseluruhan, bisa saja berupa saran, imbalan, ajakan dan sebagainya (Tartono 2005:88)
Pemeriksaan isi artikel
Ketika selesai menulis artikel, hal selanjutnya yang perlu kita lakukan ialah melakukan pemeriksaan menyeluruh. Untuk memastikan bahwa tulisan yang kita hasilkan kita baik, kita harus rajin memeriksa tulisan kita. Untuk memudahkan mengoreksikan artikel, beberapa pertanyaan dapat membantu kita dalam menjawab (Pranata 2002:129-130)
Untuk pembukaan, misalnya apakah kalimat pembuka bisa menarik pembaca? Dapatkah pembaca mulai mengerti ide yang kita tuangkan ? jika tulisan kita cenderung serius, adakah kata-kata yang tidak sepantasnya dikatakan?
Untuk isi / tubuh, apakah kalimat mendukung sudah benar-benar mendukung pembukaan ? apakah masing-masing kalimat berhubungan dengan ide pokok ? dan lain lain.
Untuk kesimpulan, apakah mencangkup semua ide tulisan ? bagaimana sikap / tindakan kita terhadap kata-kata dalam kesimpulan yang di buat ?
Jika kita memberikan respon “tidak” untuk tiap pertanyaan, berarti kita perlu mengecek / merevisi ulang artikel dengan mengganti dan menulis bagian yang salah.



PENGERTIAN ARTIKEL ILMIAH
RESUME
Untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Teknik Penulisan Karya Ilmiah
Yang dibina oleh Sunarni S.Pd, M. Pd.
Wildan S.Pd, M. Pd

Disusun Oleh
Yuli Ernawati
208131411682

Definisi Artikel

Definisi artikel atau pengertian artikel dibahas oleh berbagai tulisan dan literatur, namun menurut kangmoes, definisi yang paling ringkas dan paling sederhana adalah definisi artikel menurut kamus besar bahasa indonesia. Menurut KBBI, pengertian artikel adalah “karya tulis lengkap” misalnya laporan berita atau esai dalam majalah. Menurut definisi ini sebuah artikel idelanya membahas seluk beluk suatu tema secara tuntas.
Oleh karena itu, beberapa orang kemudian mencoba untuk merinci ciri-ciri sebuah artikel, yakni;
1. Lugas
2. Logis
3. Tuntas
4. Obyektif
5. Cermat
6. Jelas dan padat
Akan tetapi, karena tidak ada aturan baku sebuah artikel harus begini dan begitu (setidaknya sampai saat ini kangmoes belum menenmukannya) maka sebagian orang menyanggah pendapat mengenai ciri-ciri artikel diatas karena penulisa artikel bisa tergantung karena tujuan dituliskannya artikel. Tujuan penulisan artikel paling misalnya;
1. Tujuan Penugasan
Misalnya seorang siswa sekolah yang diberi tujuan untuk menulis sebuah artikel.
2. Tujuan Informasi
Artikel yang tujuannya semata-mata untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai sebuah hal.
3. Tujuan Persuasi (membujuk)
Artikel yang mengulas sesuatu hal yang didalamnya terkandung muatan pembujukan kepada pembaca untuk melakukan suatu hal atau membeli suatu barang. Misalnya artikel tentang diabetes yang terselip materi promosi akan suatu produk bebas gula yang aman dikonsumsi oleh penderita diabetes. Secara tidak langsung, ini menjadi sanggahan akan ciri obyektif sebuah artikel yang telah disebutkan diatas.
4. Tujuan Entertainment
Artikel yang tujuannya untuk menghibur pembaca.
5. Tujuan Eksistensi
Artikel yang ditulis untuk menjadi penegasan diri atau untuk menyatakan eksistensi diri penulis kepada pembaca.
6. Tujuan Kreatif
Artikel yang ditulis untuk penyaluran suatu ide.
7. Tujuan Pemecahan masalah
Yakni artikel yang ditulis dengan tujuan membantu pembaca memecahkan permasalahan yang dihadapi.
Namun menurut kangmoes, batas-batas dari penulisan artikel bisa menjadi lebih luas lagi. Dengan kata lain, definisi artikel atau pengertian artikel bisa pula tergantung konteks keilmuan yang dihadapi oleh penulis artikel.